Istilah ini belakangan mulai ramai dibahas lagi. Hal tersebut makin menjadi setelah rumor tentang pasangan selebriti Sherina Munaf dan Baskara Mahendra yang disebut-sebut memiliki hubungan serupa. Meski kabar ini masih sebatas spekulasi, banyak yang jadi penasaran tentang apa sebenarnya lavender marriage itu. Buat yang belum familiar, lavender marriage adalah istilah pernikahan yang dilakukan antara dua orang dengan orientasi seksual yang berbeda. Biasanya hal ini dilakukan untuk menutupi identitas mereka dari publik atau menjaga citra tertentu. Pernikahan ini sering dilakukan oleh public figures, especially in Hollywood, to avoid gossip atau menjaga karier mereka di industri hiburan. Gimana? Semakin banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul kah, LocalLady? Yuk, kita bahas selengkpanya berikut ini!

Baca Juga: Pentingnya Pendidikan Seksual Sejak Dini, LocalLady Harus Tahu!

Apa Itu Lavender Marriage?

Lavender marriage berasal dari istilah “lavender” yang sering dikaitkan dengan komunitas LGBTQ+. Dalam konteks ini, lavender marriage adalah pernikahan kontrak yang dilakukan oleh orang yang mungkin memiliki orientasi seksual non-hetero, tapi ingin tetap terlihat “normal” di mata masyarakat. Biasanya, ini terjadi di kalangan selebriti, politisi, atau orang-orang berpengaruh yang khawatir karier mereka akan terdampak jika mereka terbuka tentang identitas seksual mereka.

Lavender marriage bukan fenomena baru, LocalLady. Istilah ini mulai muncul di era 1920-an hingga 1950-an di Hollywood, ketika banyak selebriti yang merasa perlu menutupi orientasi seksual mereka untuk menghindari skandal dan mempertahankan karier mereka. Saat itu, LGBTQ+ relationships belum diterima dengan baik di masyarakat. Pernikahan ini menjadi cara ‘safe’ untuk tetap menjalani kehidupan pribadi mereka sambil menjaga image di depan publik.

Alasan utama seseorang melakukan pernikahan ini biasanya karena tekanan sosial atau profesional. Misalnya, seorang aktor atau aktris yang gay atau lesbian mungkin takut kehilangan peran penting di film atau kontrak dengan brand tertentu jika mereka terbuka soal orientasi seksual mereka. Buat beberapa orang, lavender marriage juga dianggap sebagai cara untuk melindungi privasi mereka dari gosip yang berlebihan.

Namun, ada juga yang dilakukan karena alasan yang lebih personal seperti keinginan untuk membentuk keluarga, meskipun tanpa keintiman romantis. Dalam beberapa kasus juga dilakukan untuk alasan legal seperti untuk mendapatkan hak imigrasi atau keuntungan finansial lainnya.

Perbedaan Lavender Marriage vs Pernikahan Konvensional

Beda utama lavender marriage dengan pernikahan konvensional tentu terletak pada motivasinya. Di lavender marriage, cinta romantis dan ketertarikan fisik bukanlah prioritas utama. Sebaliknya, pernikahan ini lebih didasarkan pada kebutuhan praktis, seperti menjaga image atau mendapatkan manfaat tertentu.

Tapi, pernikahan ini tetap saja pernikahan sah secara hukum, dan pasangan yang menjalani ini sering kali tinggal bersama dan menjalani kehidupan keluarga seperti pasangan pada umumnya. Bedanya, aspek keintiman dalam hubungan ini biasanya tidak ada, atau hanya bersifat formal.

Apakah Lavender Marriage Masih Relevan?

Di zaman sekarang, ketika keterbukaan terhadap LGBTQ+ sudah jauh lebih baik dibandingkan dulu, mungkin banyak yang bertanya-tanya apakah lavender marriage masih relevan. Jawabannya adalah iya, pernikahan ini masih terjadi, meskipun tidak seumum dulu. Beberapa orang masih memilihnya karena tekanan dari keluarga, budaya, atau industri tempat mereka bekerja.

Bahkan, di beberapa negara atau komunitas yang masih konservatif, pernikahan ini menjadi solusi bagi orang-orang yang ingin menjaga identitas mereka tetap tersembunyi, sambil tetap menjalani kehidupan yang “dapat diterima” oleh masyarakat. Jadi, meskipun lebih banyak orang yang sudah berani terbuka tentang orientasi seksual mereka, pernikahan ini tetap menjadi pilihan bagi sebagian kecil individu.

Apakah Lavender Marriage Salah?

Sumber: iStockphoto

Pertanyaan ini sebenarnya kembali ke masing-masing individu dan situasi. Pernikahan ini bisa jadi pilihan bagi mereka yang merasa ini adalah jalan terbaik untuk menjalani hidup di bawah tekanan sosial yang berat. Namun, di sisi lain, ada juga yang melihat pernikahan ini sebagai bentuk penipuan, baik terhadap pasangan maupun publik.

Pada akhirnya, pernikahan ini adalah keputusan personal yang mungkin sulit dipahami oleh orang lain. Yang jelas, pernikahan ini tetap menjadi fenomena menarik untuk dipelajari, apalagi ketika kita melihat bagaimana tekanan sosial dan budaya mempengaruhi kehidupan pribadi seseorang.

Baca Juga: Retroactive Jealousy: Ketika Masa Lalu Jadi Beban di Hubungan

Kalau kamu penasaran dengan rumor Sherina Munaf dan Baskara Mahendra, who knows? Hanya mereka yang tahu kebenarannya. Tapi yang pasti, lavender marriage bukanlah sesuatu yang bisa dengan mudah dilabeli baik atau buruk. It’s complicated, just like everything else in life.

Hey LocalLady, feeling a little heavy after all this? Don’t forget to balance your life with some goodness. Speaking of balance, you might want to try Mooles fiber drink. It’s a great way to keep your digestion in check and feel lighter. You can check it out here. Stay light and happy, sis!

Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *